Dijadwalkan 1.600 peserta dari perwakilan 20 negara akan menghadiri perhelatan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) II yang diselenggarakan 23-26 November 2022 di Kota Semarang dan Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Direktur Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia, Ruby Kholifah mengatakan gelaran KUPI II ini dimaksudkan untuk kembali meneguhkan peran perempuan dalam membangun kebijakan yang ramah dan melindungi jiwa perempuan.
“Peran perempuan harus dilibatkan untuk membangun kebijakan yang melindungi perempuan. Sebelumnya KUPI telah berhasil meluncurkan fatwa berbasis perspektif perempuan yang efektif untuk mengadvokasi isu-isu keadilan gender,” katanya, Senin (21/11/2022).
Ruby menjelaskan, nantinya isu-isu yang akan dibahas seperti analisa dan tantangan baru di berbagai negara terkait pandangan keagamaan dengan membagikan pengalaman ulama perempuan dunia dalam membangun pendekatan untuk memberikan perlindungan hak-hak asasi perempuan.
“Bagaimana gerakan ulama ini dapat tumbuh untuk perlindungan hak-hak asasi perempuan. Bukan hanya perempuan Muslim, tetapi juga lintas agama,” paparnya.
Ruby menyebut pada kegiatan KUPI II bertema Meneguhkan Peran Ulama Perempuan untuk Peradaban yang Berkeadilan” dan akan terbagi dua klaster.
“Konferensi Internasional nantinya diikuti 20 negara yang digelar di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang, dan Kabupaten Jepara yang dihadiri Wakil Presiden (Wapres) RI, Ma’ruf Amin dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas,” ucapnya.
Adapun para peserta KUPI II diantaranya dari Mesir, Turki, Finlandia, Prancis, Jerman, Belanda, Hungaria, Tunisia, India, Sri Lanka, Kenya, Kanada, Amerika Serikat, Filipina, Malaysia, Thailand, Maroko, Pakistan, Suriah, dan Hongkong.
Sementara, Wakil Rektor II Bidang Akademik dan Kelembagaan UIN Walisongo, Mukhsin Jamil mengungkap gerakan dan latar belakang perempuan seluruh elemen yang terlibat memiliki peran penting untuk mengembangkan peradaban yang berpengetahuan dan keadilan.
“Selain itu, Perguruan tinggi juga memiliki peran penting yang sama dengan mendorong penelitian ilmiah sehingga bermacam gerakan bisa menjadi kerangka ilmiah dan landasan bersama untuk membangun peradaban,” tutupnya.
Sumber: pilar.id